NUSAN.ID – Di zaman kepemimpinan Kapolri Jenderal Sutarman, 2013 hingga 2015 hubungan antara Pewarta Warga Indonesia (PPWI) dengan pihak kepolisian kian erat bak sirih pulang ke gagang. Sinergi ini bukan sekadar perbincangan di meja rapat, tapi nyata dalam tindakan, membangun jembatan komunikasi yang kuat demi keterbukaan informasi.
Satu peristiwa yang menjadi bukti kukuhnya hubungan ini ialah kehadiran Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, bersama jajaran petinggi Mabes Polri dalam pelatihan jurnalis yang diadakan Divisi Humas Polri. Acara pada era tersebut bukan saja menjadi wadah menajamkan kemampuan pewarta, tapi juga mempererat hubungan baik antara jurnalis warga dan kepolisian.
“Kita perlu komunikasi yang terbuka antara PPWI dan kepolisian, agar informasi yang sampai ke masyarakat itu jelas, akurat, dan tak menimbulkan salah paham. PPWI berkomitmen menyokong tugas kepolisian dalam menyebarkan informasi yang berkualitas,” ujar Wilson Lalengke pada acara di era itu.
Tak dapat dinafikan, peran jurnalis warga dalam membangun kesadaran masyarakat amatlah besar. Pewarta yang tergabung dalam PPWI bukan sekadar melapor, tapi juga menyalurkan informasi dengan bijak, berlandaskan fakta, dan tetap menjunjung tinggi etika jurnalistik.
Jenderal Sutarman, yang ketika itu masih menjabat sebagai Kapolri, tak lupa menyampaikan penghargaan kepada PPWI atas kontribusinya dalam memperkuat fungsi Humas Polri. Baginya, media—termasuk pewarta warga—adalah rakan strategis yang membantu tugas kepolisian dalam membangun kepercayaan masyarakat.
“Hubungan yang baik ini memberi manfaat besar, bukan hanya untuk kepolisian, tapi juga untuk orang ramai. PPWI telah menjadi mitra berharga dalam mempercepat arus informasi dan menjaga keterbukaan dalam pelaksanaan tugas kepolisian,” kata Sutarman dalam pidatonya.
Keberhasilan merajut hubungan yang harmonis ini tentunya tak lepas dari usaha yang gigih oleh Wilson Lalengke. Dengan dedikasi serta komitmennya, beliau telah membuktikan bahwa PPWI bukan hanya organisasi jurnalis biasa, tetapi juga mitra yang dapat dipercaya oleh berbagai pihak, termasuk kepolisian.
Bagi anggota PPWI, pengalaman ini menjadi kenangan yang tak mudah dilupakan. Hubungan profesional yang terjalin dengan penuh rasa hormat antara pewarta warga dan penegak hukum adalah cerminan dari sinergi yang saling menguntungkan.
Setelah sukses membangun hubungan harmonis dengan kepolisian di era Kapolri Jenderal Sutarman, Pewarta Warga Indonesia (PPWI) berharap agar kerja sama serupa dapat kembali terjalin di bawah kepemimpinan Kapolri selanjutnya. Kolaborasi yang telah terjalin dengan baik sebelumnya telah membuktikan bahwa hubungan yang erat antara jurnalis warga dan kepolisian dapat membawa manfaat besar bagi keterbukaan informasi dan ketertiban masyarakat.
Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, menegaskan bahwa komunikasi yang baik antara PPWI dan kepolisian bukan hanya sekadar kerja sama seremonial, tetapi merupakan upaya nyata dalam membangun jurnalisme warga yang profesional, bertanggung jawab, dan mampu menjadi mitra strategis bagi institusi negara pada Sabtu (15/3/2025).
“Kami berharap kegiatan seperti pelatihan jurnalistik, diskusi publik, dan kerja sama pemberitaan yang pernah dilakukan bersama kepolisian di era Jenderal Sutarman dapat kembali diadakan. Ini penting untuk meningkatkan keterampilan pewarta warga dan memperkuat hubungan antara masyarakat dengan aparat penegak hukum,” ujar Wilson Lalengke.
Harapan PPWI untuk Sinergi dengan Kapolri Selanjutnya:
1. Kembalinya Program Pelatihan Bersama Polri
PPWI berharap agar pelatihan jurnalistik bagi pewarta warga yang pernah diadakan bersama Divisi Humas Polri dapat kembali digelar. Program ini terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman pewarta warga mengenai kode etik jurnalistik, teknik peliputan yang akurat, serta pemanfaatan media digital dalam penyebaran informasi yang bertanggung jawab.
2. Kolaborasi dalam Menangkal Hoaks dan Disinformasi.
Seiring dengan meningkatnya tantangan di era digital, PPWI ingin kembali bekerja sama dengan kepolisian dalam menangkal berita bohong (hoaks) dan disinformasi. Pewarta warga yang tergabung dalam PPWI dapat menjadi mitra strategis Polri dalam menyebarluaskan informasi yang akurat dan edukatif kepada masyarakat.
3. Peningkatan Transparansi dan Keterbukaan Informasi.
PPWI berharap Polri di bawah kepemimpinan Kapolri mendatang dapat lebih terbuka dalam memberikan informasi kepada publik. Dengan adanya hubungan baik antara Polri dan pewarta warga, maka kebijakan dan langkah-langkah kepolisian dapat lebih mudah dipahami masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.
4. Penguatan Ruang Diskusi dan Kemitraan.
Selain pelatihan, PPWI berharap dapat kembali mengadakan forum-forum diskusi antara jurnalis warga, aparat kepolisian, dan masyarakat. Dengan demikian, isu-isu penting terkait keamanan, hukum, serta kebijakan publik dapat didiskusikan secara terbuka dan konstruktif.
5. Pemberdayaan Jurnalis Warga di Daerah.
PPWI juga menginginkan agar kerja sama dengan Polri tidak hanya terpusat di tingkat nasional, tetapi juga diperluas hingga ke daerah-daerah. Dengan adanya pemberdayaan pewarta warga di tingkat lokal, informasi mengenai keamanan, hukum, dan kebijakan daerah bisa lebih cepat dan akurat sampai ke masyarakat.
Harapan besar PPWI adalah agar sinergi yang pernah terjalin di era Jenderal Sutarman tidak berhenti di masa lalu, tetapi dapat dihidupkan kembali dan ditingkatkan di masa mendatang. Dengan hubungan yang baik antara jurnalis warga dan kepolisian, maka informasi yang sampai ke masyarakat akan semakin berkualitas, transparan, dan bermanfaat bagi kepentingan publik.
PPWI optimis bahwa kepemimpinan Kapolri mendatang dapat melihat manfaat dari hubungan harmonis ini dan kembali membuka ruang bagi kerja sama yang saling menguntungkan antara jurnalis warga dan kepolisian. (*)