NUSAN.ID, JAKARTA – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) akan membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp298,4 miliar. Ini setara Rp 22/saham.
Tentu, para pemilik saham perusahaan ini akan mendapat cuan yang tidak sedikit, termasuk kedua pemegang saham terbesar Saratoga (SRTG). Keduanya adalah, Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno.
Berdasarkan data Kustodian Efek Sentral Indonesia (KSEI), Edwin Soeryadjaya diketahui memegang saham SRTG sebanyak 4,75 miliar saham atau setara 35,08%.
Ini sekaligus menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar dan menjadi pengendali. Dengan kepemilikan itu, maka Edwin akan meraup cuan dari hasil dividen tahun buku 2023 itu sebanyak Rp104,7 miliar.
Sementara itu, Sandiaga Uno menggenggam sebanyak 2,91 miliar saham atau setara 21,51% dari total modal saham disetor dan ditempatkan perseroan. Dengan kepemilikan itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini akan meraup cuan sebanyak Rp64,1 miliar.
SRTG tetap memutuskan untuk membagikan dividen meski membukukan kerugian pada tahun lalu sebesar Rp10,14 triliun. Posisi ini berbanding terbalik dibanding tahun sebelumnya ketika SRTG masih mampu mencetak laba sebesar Rp4,61 triliun.
Bidik Sektor Kesehatan
Saratoga (SRTG) berkomitmen untuk memperbaiki portofolio sahamnya, setelah mendapat kinerja yang negatif sepanjang tahun lalu imbas portofolio sahamnya disektor pertambangan komoditas.
Investor Relations SRTG Ryan Sual mengatakan, hal tersebut membuat perseroan sepanjang tahun ini tidak akan menambah portofolio sahamnya di sektor tersebut.
Sebagai opsinya, kata Ryan, menjelang akhir semester 1 dan mengawali semester 2 tahun ini, perusahaan akan fokus untuk investasi disektor kesehatan.
“Sektor itu kami sudah cukup besar, di 50% [dari total portofolio saham kami]. Jadi mungkin untuk saat ini fokus kami belum di situ,” ujar Ryan, dikutip Jumat (17/5/2024).
Meski demikian, Ryan menggarisbawahi hal itu bukan berarti beberapa perusahaan portofolio pertambangannya seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) hingga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tidak akan melakukan ekspansi.
“Namun kalau dari sisi Saratoganya, kami belum [akan] menambahkan investasi di sektor tersebut,” ujarnya.
Akuisisi RS Brawijaya
Adapun, SRTG sendiri juga sebelumnya mengkonfirmasi bahwa perusahaan telah resmi mengakuisisi saham mayoritas Grup Rumah Sakit Brawijaya, yang dimiliki oleh Perusahaan asal Singapura, Falcon House Partners.
Akuisisi tersebut dilakukan perseroan pada maret atau akhir kuartal satu tahun ini, yang juga menjadikan perusahaan sebagai pengendali bisnis Rumah Sakit yang didirikan sejak 2006 itu.
“Ini adalah perluasan dari investasi kami disektor kesehatan. Harapannya ke depan kami bisa kerjasama dengan mereka untuk mengembangkan bisnisnya, dan terus mengembangkan investasi kami di sektor kesehatan,” tutur Ryan.
Saat ini, SRTG sendiri memiliki portofolio saham diberbagai lini bisnis. Adapun, mayoritas portofolio itu berada disektor sumber daya alam dan komoditas seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) 15,18%, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 18,57%, dan PT Samator Indo Gas Tbk (AGII). 10%.
Kemudian, disektor infrastruktur telekomunikasi ada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang menggenggam sebanyak 31,48%.
Ada juga sektor lainnya seperti PT PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) sebanyak 6,97%, PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM): 19,87%, dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) 56,69%. (*)
Sumber: Bloomberg Technoz