NUSAN.ID, JAKARTA – Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Sri Dharmayanti menyebutkan, tahun ini perusahaan belum bisa membagikan dividen bagi pemegang saham. Hal ini karena Bumi Resources (BUMI) masih mencatatkan defisit laba ditahan.
“Sesuai Undang-Undang (UU) PT pasal 70 dan 71, BUMI belum memenuhi persyaratan untuk membagikan dividen karena masih mencatatkan defisit,” kata Yanti sapaan akrabnya dalam paparan publik, Rabu (06/12/2023).
Mengacu pada laporan keuangan, Bumi Resources (BUMI) masih membukukan defisit laba ditahan hingga US$2,3 miliar atau setara sekitar Rp35,7 triliun.
Namun, kata Yanti, Bumi Resources (BUMI) ke depan berupaya bisa membagikan dividen secepatnya kepada para pemegang saham.
Sebagai informasi, terakhir kali BUMI membagikan dividen pada Juni 2012 untuk tahun buku 2011 senilai Rp14,31 per saham.
Pada kuartal III-2023 BUMI mengalami penurunan kinerja. Laba bersih Bumi Resources (BUMI) merosot 84,05% secara tahunan menjadi US$58,26 juta atau setara sekitar Rp903,34%.
Penurunan kinerja keuangan Bumi Resources (BUMI) itu memang sudah terlihat dari sisi pendapatan. Bumi Resources, yang sebelum didera isu penambahan porsi kepemilikan oleh Anthoni Salim ini membukukan pendapatan US$1,17 miliar per akhir kuartal tiga tahun ini.
Angka tersebut turun 15,78% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, US$1,29 miliar.
Penjualan batubara kepada pihak ketiga di pasar ekspor mendominasi pendapatan BUMI, yakni mencapai US$ 735,61 juta, disusul penjualan kepada pihak ketiga domestik senilai US$ 406,36 juta.
Lalu, ada juga pendapatan dari penjualan emas kepada pihak ketiga domestic senilai US$ 31,74 juta, dan pendapatan dari segmen jasa sebesar US$ 1 juta.
BUMI sejatinya mampu menurunkan beban pokok, namun dengan angka yang tidak signifikan. Penurunannya hanya sebesar 0,45% secara tahunan menjadi US$1,09 miliar.
Kemudian, beban penjualan turun 21,6% menjadi US$ 26,80 juta. Beban bunga dan keuangan bahkan turun hingga 87,12% menjadi tinggal US$ 17,98 juta dari sebelumnya mencapai US$ 139,63 juta.
Akibat penurunan beban pokok yang tidak signifikan, penurunan beban penjualan dan keuangan tidak mampu mengkompensasi penurunan yang dimulai dari sisi pendapatan, sehingga berpengaruh terhadap laba bersih Bumi Resources (BUMI).
(*)
Sumber: Bloomberg Technoz