NUSAN.ID, TULANG BAWANG BARAT – Program Kandang,Kebun, Kolam Wisata (K3W) Tiyuh/Desa Sido Agung, Kecamatan Way Kenanga, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Provinsi Lampung.
di duga menjadi peluang bisnis atau keuntungan (cuan) oleh oknum aparatur Tiyuh setempat.Rabu (05/06/2024).
Pasalnya Saat awak media cross cek ke lapangan langsung terkait program tersebut. Jumat (31/05/2024).
Di kediaman Deni salah satu pengelola kolam ikan lele dari program K3W ” Kolam ini berisi 1500 ikan , lama ternak ikan sudah satu bulan setengah terkait pakan kita di sediakan oleh tiyuh sebanyak 6 karung dengan ukuran 30 kilo per karung nya dengan merek pakan MS PRIMA FEED, untuk kelompok kita berjumlah 20 orang untuk 1 kelompok,” terang Deni saat di minta keterangan di kediaman nya.
” Kita beli bibit di bapaknya pak Carek (Jodi), belinya per gelas jadi jatah 1 kelompok 40 gelas. Per gelas harga Rp. 20 ribu, per gelas tak tentu mas berapa isinya soalnya kan ukuran gak sama,” kata Deni.
Ditempat berbeda awak media menemui ibu Meswati untuk dimintai keterangan terkait kelompok ikan lele dari program K3W tiyuh.
” Pakan ikan kita di kasih Tiyuh 6 karung udah habis 2 karung ini kolam di isi tanggal 01 bulan 05.
Na untuk tanaman capai, tomat, terong saya tanam di tempat ibu mas soalnya di sini gak ada tempat lagi , untuk masyarakat sudah di bagikan bibit tersebut cuma bibit tidak ada pupuk,” tutur ibu Meswati.
Ditempat yang lain dikediaman Bu Jamilah salah satu warga penerima program K3W sayuran,mengeluhkan dalam pemberian bibit sayuran oleh Tiyuh tidak di dukung dengan pupuk sebagai penunjang kesuburan tanaman yang di berikan oleh Tiyuh.
” alah mas sudah pada mati itu di belakang sebagian yang di samping rumah itu pertumbuhan gak bagus mas cuma di kasih bibit cabai,terong gak ada pupuk nya mas,” kata bu Jamilah.
Disisi lainnya saat awak media menemui Pak Jodi Sekertaris Tiyuh Sido Agung di kediaman nya.
Selasa (04/06/2024). Dirinya membenarkan bahwa dalam hal pengadaan bibit lele dirinya bersama dengan orang tua Seketaris tersebut tempat di mana Tiyuh membelanjakan,hal tersebut di karenakan di Tiyuh tersebut hanya bapaknya yang mempunyai usaha pemijahan lele.
“Betul mas beli di saya,di Tiyuh ini hanya ada satu usaha pemijahan lele yaitu kami,kan belanja Dana Desa Itu kan harus di Tiyuh itu sendiri,”ungkap Seketaris Tiyuh Sido Agung.
Dirinya juga menerangkan bahwasannya dalam hal proses perencanaannya belanja bibit lele di hitung berdasarkan bijian.namun untuk pelaksanaannya memakai gelas yang menjadi takarannya.
“Kalau waktu kita membuat perencanaan kita hitung per satu bibit lele dengan harga 300 rupiah,tapi kan yang kita jual memakai takaran gelas dengan harga per gelasnya 20 ribu,kan lebih irit to mas,”terangnya.
Sampai berita ini di terbitkan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan juga penanggung jawab anggaran yaitu kepala Tiyuh belum berhasil di konfirmasi.(Tim)