NUSAN.ID – Buntut Ditemukan 32 Ekor ternak Babi di Keerom Terjangkit ASF atau Demam Babi Afrika
Belum lama ini ditemukan adanya virus ASF (African Swine Fever) atau yg dikenal sebagai demam babi Afrika, telah menyerang ternak babi di Keerom.
Hal ini sebagaimana diungkap oleh Dinas Peternakan Kabupaten Keerom dalam suatu Konferensi pers yg dilakukan di Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Keerom, di Jalan Poros Trans Papua-Arso pada Sabtu (5/7/25) siang tadi.
Dalam konferensi pers yg dipimpin Kadinas Peternakan, Marthen M. Asmuruf, S.Pt bersama jajaran. Diantaranya Kepala Bidang Peternakan (Wagino, S.Pt bersama staf & dokter hewan), Balai Veteriner Jayapura di wakilkan oleh drh. Nicolas Yarisetouw & drh. Sri indah Astuti, Balai Penyuluhan Pertanian (Siprianus Sulu, SST).
“Sebanyak 32 ekor ternak babi telah ditemukan terserang ASF atau Demam Babi Afrika ini. Kasus ini tersebar di 3 titik yaitu di Yuwanain, Bate dan Kwimi,”ujarnya.
Karena itu, seperti yg diintruksikan Bupati Keerom, Dinas Peternakan Kabupaten Keerom telah membentuk tim untuk melakukan penanganan dan pencegahan. agar kasus ini tidak menyebar ke lokasi-lokasi lain, sehingga telah dilakukan upaya pencegahan dan pelarangan pemindahan atau melarang keluar masuk ternak babi dari satu lokasi ke lokasi lain
Pada intinya dikemukakan juga agar para peternak babi mengenali kasus ini, dimana gejala umum adalah demam pada ternak, susah makan dan susah berdiri. Diantara beberapa kasus juga ditemukan bercak merah darah tanda pendarahan dalam di kulit luar, ini untuk kasus yg berat.
“Kami juga ingatkan agar ternak yg terkena asf untuk dipisahkan dari ternak lainnya, dan dagingnya dilarang untuk dikonsumsi serta pemusnahan ternaknya adalah dikubur agar tidak dibongkar oleh ternak lainnya,”ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan alat alat bagi petugas yg melaksanakan tugas penanganan di lapangan, diantaranya Alat semprot/sprayer, Baju APD (Alat Pelindung Diri), Obat obatan (multivitamin, anti radang, anti histamin), Desinfektan dan alat perlengkapan pengambilan sampel darah.(*)