NUSAN.ID – Insiden kurang menyenangkan menimpa sejumlah wartawan di Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan. Diduga karena panik, M, oknum Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Lubuk Keliat, disinyalir telah melakukan tindakan yang menghalangi tugas jurnalistik dengan mendesak para wartawan untuk menghapus berita yang telah mereka publikasikan.
Tindakan oknum kepala sekolah ini sontak menuai kecaman dari berbagai pihak, salah satunya dari Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Ogan Ilir, Fidel Castro. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bentuk penghalangan terhadap kinerja jurnalis yang dilindungi oleh undang-undang.
“Kami sangat menyayangkan tindakan oknum Kepala SMPN 1 Lubuk Keliat yang mencoba menghalang-halangi tugas wartawan. Jurnalis memiliki hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan informasi kepada publik. Tindakan menghalangi tugas jurnalistik adalah pelanggaran terhadap kebebasan pers,” tegas Fidel Castro.
PPWI Ogan Ilir juga mendesak Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Ilir untuk segera melakukan evaluasi terhadap kinerja Kepala SMPN 1 Lubuk Keliat. Mereka menilai, tindakan oknum kepala sekolah tersebut mencoreng citra dunia pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir.
“Kami meminta kepada Bapak Bupati dan Dinas Pendidikan untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum Kepala SMPN 1 Lubuk Keliat. Evaluasi kinerja harus dilakukan secara transparan dan akuntabel,” lanjut Fidel Castro.
Berdasarkan pantauan PPWI Ogan Ilir di lapangan, kondisi SMPN 1 Lubuk Keliat memang memprihatinkan. Kerusakan sekolah terlihat nyata, mulai dari atap yang jebol, dinding yang retak, hingga fasilitas kelas yang jauh dari kata layak.
“Dari pantauan kami, kerusakan sekolah ini sangat parah. Atapnya jebol, dindingnya retak, dan fasilitas kelasnya tidak layak. Kami sangat prihatin dengan kondisi ini,” ungkap salah seorang anggota PPWI Ogan Ilir yang enggan disebutkan namanya.
Seorang siswa SMPN 1 Lubuk Keliat yang ditemui di lokasi hanya bisa menggelengkan kepala dan tertawa kecil ketika ditanya apakah dirinya merasa nyaman belajar di sekolah dengan kondisi plafon yang bocor. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sekolah yang memprihatinkan tersebut sangat berdampak pada kenyamanan dan kualitas belajar siswa. (rel PPWI OI)