NUSAN.ID – Di suasana pagi menjelang siang itu, udara sejuk pegunungan terasa menyegarkan di Kecamatan Pagar Dewa.
Di Dusun Semantung, Pekon Basungan, sebuah agenda tak biasa digelar: rombongan pejabat daerah, tokoh masyarakat, dan pemuda berkumpul untuk menyusuri jejak alam dalam rangka promosi wisata baru daerah.
Di antara mereka, berdiri sosok yang akrab disebut Pakcik: Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus.
Langkah-langkah mereka menuju Curug Semantung, wisata alam yang selama ini masih tersembunyi menjadi momentum bagi pemerintahan daerah untuk menunjukkan komitmen mengembangkan potensi wisata alam berbasis kelestarian alam.
Rombongan yang hadir dalam kegiatan pada hari Kamis, 9 Oktober 2025 antara lain: Bupati Parosil Mabsus, anggota DPRD Kabupaten, kepala perangkat daerah, camat, para peratin, tokoh pemuda dan masyarakat setempat.
Kunjungan ini diselenggarakan setelah agenda pembagian seragam sekolah gratis di kecamatan tersebut.
Dalam agenda itu, Pakcik menyampaikan bahwa usai rangkaian pelayanan publik, dirinya memilih “healing” ke salah satu destinasi wisata yang tengah menjadi perbincangan.
“Banyak sekali orang bertanya-tanya kepada Pakcik, ada Curug Semantung, yang ternyata curug Semantung ini ketinggiannya hampir 60 meter. Ini asik sekali. Perjalanan menuju lokasi juga tidak terlalu jauh,” ujarnya penuh antusias.
Akses kendaraan roda dua menuju titik awal curug mencapai sekitar 1,5 hingga 2 kilometer dari titik desa/pekonnya.
“Jadi bagi teman-teman pecinta alam, terutama anak-anak Gen Z dan milenial, kalau mau liburan nggak usah jauh-jauh, cukup ke Pagar Dewa, namanya Curug Semantung, pekonnya di mana? Basungan!,” ujarnya.
“Lihat, panorama alamnya masih sangat terjaga, hutan masih sangat lebat, alami banget, serta pengunjungnya ramai. Oke, thank you, sehat selalu, jangan lupa bahagia,” timpalnya.
Kegiatan kunjungan semacam ini tidak sekadar tour semata, tapi bagian dari strategi promosi daerah: memperkenalkan potensi wisata alam yang belum dibuka secara masif, sekaligus memancing partisipasi publik dan komunitas lokal dalam menjaga serta memanfaatkan kawasan alam sebagai tempat berwisata.
Akses menuju Curug Semantung memang masih sangat alami dan menantang. Rute perjalanan menyajikan nuansa petualangan yang menarik: sepanjang perjalanan pertama, pengunjung disuguhi hamparan kebun kopi berbukit-bukit dan jalan tanah setapak yang masih dapat dilalui kendaraan roda dua.
Setelah itu, medan mulai berubah: jalan berbatu dan hutan alami yang memaksa pengunjung berjalan kaki.
Setelah memasuki kawasan berbatu, jalan setapak menyusuri hutan membawa kita pada panorama tebing dan jurang, dipenuhi pepohonan rimbun, tanaman epifit seperti anggrek, dan gema kicau burung yang memperkaya suasana.
Waktu tempuh dari titik awal kendaraan sampai lokasi air terjun diperkirakan sekitar 20–30 menit berjalan kaki.
Setibanya di lokasi, panorama Curug Semantung tampil memukau: aliran air jernih mengalir deras, menciptakan kabut tipis dan suara gemuruh yang menenangkan.
Aromanya pun khas hutan tropis: segar, lembap, dan menenangkan, ditambah embun lembut yang terbawa angin menyapa pengunjung.
Air Terjun Semantung adalah salah satu destinasi alam di Lampung Barat yang belum mengenakan biaya masuk (gratis).
Selain tanpa biaya masuk, kondisi akses yang masih alami menjadi tantangan sekaligus modal promosi utama: wisatawan yang datang tidak hanya mencari keindahan visual, namun pengalaman menyatu dengan alam.
Kunjungan langsung oleh Bupati Parosil Mabsus bersama jajaran unsur legislatif dan perangkat daerah menjadi sinyal bahwa pemerintah serius menjadikan wisata alam sebagai bagian dari prioritas pembangunan daerah.
Akhirnya, seperti yang diharapkan Pak Bupati: wisatawan tidak perlu jauh ke destinasi luar provinsi atau pulau seberang. Cukup datang ke Pagar Dewa, menuju Curug Semantung di Pekon Basungan, dan menikmati panorama alam yang masih asli dan menyejukkan hati.(EIS)