Tulisan ini penulis torehkan sebagai opini untuk sarana refleksi dan memotivasi semangat generasi bangsa agar terus konsisten berjuang dalam mengukir sejarah tinta emas Ibu Pertiwi. Menjadi wujud bahwa pemuda selalu memiliki ide dan gagasan besar yang selalu berani dan siap mengawal roda Pemerintahan menjadi agent of change dan agent of control, Kamis (28/10/2021).
Mengingatkan kembali, bahwa pemuda terlahir dari sejarah besar yaitu sumpah pemuda, dengan tekad keberaniannya turut andil dalam melawan penjajahan di muka bumi, tentunya semangat pemuda pada masa lalu harus tetap dirawat dan dijaga. Karena Indonesia memiliki harapan besar di tangan pemuda di masa yang akan datang.
Tulisan ini sebagai refleksi untuk para pemuda agar tetap konsisten meneruskan dan meneriakan gagasan-gagasan besar untuk kemajuan bangsa. Mengawal dan terus mengisi kemerdekaan dengan ruang baru, ide-ide baru, prestasi-prestasi baru, dan kreativitas positif.
Pemuda telah mengukir semangat nasionalisme dengan ikrar sejak tanggal 28 Oktober 1928 dan telah kita lewati masa 93 tahun silam, sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan. Pemuda telah membuktikan semangat dan jiwa nasionalismenya untuk merebut kemerdekaan, mengusir penjajah dari Ibu Pertiwi, telah banyak sudah darah juang, tumpah darah para pemuda negeri ini dikorbankan untuk mempertahankan keutuhan Negara Republik Indonesia.
Sejarah telah mencatat bahwa tahun 1945 pemuda mendesak agar para tokoh Bangsa segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia sampai dengan gerakan mempertahankan kemerdekaan dari sekutu. Kemudian, pemuda mengawal perjalanan Pemerintahan dengan fungsi kontrol Sosial, pemuda tetap menjadi garda terdepan menyuarakan suara hati nurani rakyat, dari orde lama masa Presiden Soekarno, sampai pada orde baru dengan inisiasi pergerakan reformasi dalam merubah rezim pada tahun 1998 silam. Catatan ini menjadi bukti bahwa pemuda sebagai tonggak sejarah emas perjuangan besar untuk Bangsa Indonesia.
Tinta emas telah mencatat, semangat nasionalisme pemuda jangan redup, karena saat ini pemuda sebagai generasi penerus bangsa memiliki tantangan lebih besar dengan pesatnya arus kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentunya, pemuda Indonesia harus mampu menyeimbangkan antara jiwa nasionalisme dan perkembangan zaman, jangan sampai pemuda hanya menjadi catatan sejarah tanpa menjadi pengukir sejarah kembali.
Dengan kemajuan teknologi telah merubah cara, arah gerak dan inovasi para pemuda bangsa, karena derasnya arus globalisasi jangan menjadi degradasi pemuda, namun dengan derasnya globalisasi harus menjadi kesigapan dan kesiapan pemuda untuk terus mengawal Bangsa dan negeri ini dari penjajahan gaya baru. Oleh karen itu, pemuda harus terus menyuarakan gagasan besarnya, sikap kontrol sosialnya untuk semua lini kehidupan bangsa, baik pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan kemanan agar tidak tergerus dengan penjajahan era globalisasi.
Maka, janganlah berpikir bahwa gagasan para pemuda menjadi sebuah kritik yang harus diredupkan, namun gagasan pemuda sebagai wujud cinta kasihnya kepada negeri ini demi kemajuan Bangsa.
Tidak sedikit, pemuda dijadikan target dan objek para penguasa hanya untuk meredupkan sikap kritis para pemuda bangsa, sangat disayangkan, banyak para pemuda terjebak dengan politik-politik praktis pada penguasa, terkungkung dengan posisi dan jabatan, yang mengakibatkan arah perjuangan pemuda pada suatu kekuasaan tertentu.
Penulis Berkeyakinan bahwa pemimpin Negeri ini tetap akan mengapresiasi dan mendukung, memberi ruang gerak para pemuda dengan gagasan besarnya, demi kemajuan bangsa.
Mari para pemuda Bangsa, kita bangkit, gelorakan terus semangat nasionalisme, yakin bahwa pemuda dengan segudang gagasan, inovasi dan kreatifitas, menjadi harapan besar bangsa dan mampu untuk mewujudkannya. Tetap lantangkan kritik cinta kasih mu para pemuda, untuk Indonesia tercinta.
Selamat hari sumpah pemuda, bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu, kita Indonesia !.
Penulis: Seno Aji (Ketua Umum Komite Aksi Masyarakat dan Pemuda untuk Demokrasi/KAMPUD)